Aktivitas di sepanjang jalan ini terlihat sangat sepi. Tak ada kendaraan yang melintas saat matahari mulai terbenam. Jalan yang juga merupakan jalur alternatif menuju kawasan Puncak, Kabupaten Bogor ini terbilang membahayakan.
Satu penyebabnya ialah karena minimnya lampu penerangan jalan di kawasan tersebut. Sisi kanan dan kiri di jalan itu lereng bukit. Ada beberapa perkampungan yang dilintasi memang. Ruas jalannya pun cukup sempit, sekitar dua meter.
Seperti yang dituturkan oleh seorang warga Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kokoh (37). Dia enggan melintas saat kondisi langit sudah mulai gelap. Tak heran, saat menjelang magrib, jalan sudah tampak sangat gelap. Hanya diterangi oleh cahaya dari lampu kendaraan saja.
"Kalau sudah magrib juga disini mah sepi, warga pada engga berani keluar rumah," ujarnya dikutip dari tribun bogor.
Terlebih sambung dia, jalan di desanya itu melintasi jalan berbukit dan sangat membahayakan bagi pengendara jika melintas pada malam hari. Apalagi beberapa kejadian warga yang menjadi korban begal. Selain menggasak motor, komplotan begal juga tidak segan-segan untuk melukai korbannya.
"Pokoknya serem lah kalau lewat malem-malem," kata seorang warga. Dia berharap, pemerintah segera memasang PJU agar warga tetap bisa berkatifitas pada malam hari.
"Kasihan juga kalau pulang kerjanya malam, jika kurang hati-hati mah bisa jatuh kejurang, soalnya jalanannya gelap," kata dia. Sementara itu di lokasi terpisah kampung di wilayah Bogor ini mendadak horor.
Hampir satu bulan, dua kampung di Desa Malasari ditinggal semua penduduknya. Lokasinya di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Warga tidak berani menghuni rumahnya sendiri lantaran was-was.
Suryadinata (27) warga Kampung Sikantor, Desa Malasari mengatakan, sudah satu bulan kampunya sepi tanpa penghuni. Menurutnya, warga ketakutan setelah terjadi retakan tanah. Bahkan, dinding 10 rumah warga juga retak-retak. Sebanyak 57 Kepala Keluarga mengungsi ke tenda BPBD Kabupaten Bogor.
"Sekarang ini kampung saya dan Kampung Sorongan sudah kosong tak berpenghuni. Mereka takut kena longsor," terangnya dikutip dari tribun bogor. Saat ini, sambungnya, warga sudah tidak betah berada di tenda pengungsian.
Kebanyakan dari mereka pindah ke rumah saudara yang lokasinya lebih aman.
"Yang pasti kalau kampung tersebut sudah tidak layak untuk huni. Sekarang saya juga mengungsi di rumah orangtua karena enggak berani untuk tinggal di sana," jelasnya.
Sementara itu, Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Budi Aksomo mengatakan, jika warga dipastikan mengungsi.
"Jadi bukannya tidak berpenghuni, tapi mereka mengungsi," jelasnya.
Menurutnya, saat ini terjadi retakan tanah di lokasi tersebut, sehingga warga langsung di ungsikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Kami memang sediakan tenda pengungsian untuk warga di sana," pungkasnya.
Wah, sudah jalanya sempit. Bisa saja masuk jurang, apalagi ada begal. Makanya tak ada yang berani keluar malam.
(sumber : tribun bogor)
BACA JUGA :
0 Response to "[NGERI] Desa di Bogor ini Warganya Tak Berani Keluar dari Maghrib hingga Bahkan Pernah Tak Berpenghuni Hingga Satu Bulan"
Posting Komentar